
Sabtu (31/05), Literacy Center DTMI UGM, LPPM Sintesa, serta Gamapi Fisipol UGM menggelar acara berjudul Casual Talks x Seminar Literasi #1. Kegiatan ini direalisasikan dalam seminar dan bedah buku berjudul Makanya, Mikir!. Seminar yang menghadirkan penulis buku Cania Citta berlangsung di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya UGM. Melalui acara ini, Cania berupaya mengajak peserta yang hadir untuk membagi kebiasaan berpikir kritis. Adhika Pramudhia Kirana, selaku ketua pelaksana mengungkapkan alasan memilih Makanya, Mikir! karena buku ini mengajarkan untuk berpikir secara rasional.
Cania mengawali diskusi dengan mengajak peserta untuk mendefinisikan arti dari kata ‘rasional’. Salah satu peserta menyampaikan pendapat dan menjelaskan arti rasional yakni reasonable atau logic. Cania menjawab memang perlu untuk mempertimbangkan reasonable dan logic-nya. Menyambung dengan apa yang disampaikan peserta, Cania menjelaskan bagaimana kita menilai sesuatu logis atau tidaknya itu dapat dilihat dari premis yang tersedia. “Nah, bagaimana kita menilai dia logis? Yang kita lihat adalah kesesuaiannya dengan premis-premis yang tersedia,” ujar Cania.
Cania melanjutkan kesesuaian premis juga berlaku saat pengambilan keputusan, penting untuk menentukan tujuan terlebih dahulu. “Jadi tidak semua hal itu hanya karena dia ada ukurannya, misalnya gajinya berapa atau efisiensi energinya berapa, selainnya bukan berarti tidak rasional,” ungkapnya. Dijelaskan dalam bukunya tentang hal tersebut, rasional bukan tentang ada atau tidaknya hubungan antara pilihan dengan objektivitas. Ketika dari awal tujuannya tidak ada, maka sulit untuk menentukan secara langsung pilihan yang rasional.
Cania juga menjelaskan soal perdebatan antara mahasiswa Soshum dan STEM yang menurutnya sangat konyol. “Mereka berbicara cost dan benefit, tetapi tidak paham apa itu cost dan benefit,” jelasnya. Dalam pandangannya, cost (biaya) dan benefit (keuntungan) sebenarnya relatif, utamanya adalah soal bobot dari pilihannya. Cania mengintegrasikan kedua hal tersebut dengan teori-teori sosial yang ada, yang akhirnya menjadi latar belakang buku Makanya, Mikir!. Mempelajari hal-hal yang dasar terlebih dahulu menjadi fondasi untuk menganalisa sesuatu menurut Cania.
Merespons materi yang telah disampaikan Cania, timbul pertanyaan dari salah seorang peserta yaitu apa hal paling dasar untuk menentukan pilihan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Cania mengungkapkan bahwa ada istilah titik ambang untuk menentukan apa yang harus dan tidak harus dimiliki seseorang. Hal ini memungkinkan munculnya berbagai opsi untuk mencapai keputusan. Lebih jauh, Cania juga menjelaskan cara mencegah overthinking dalam bukunya. Tipsnya adalah perlu memilih apa yang perlu untuk dipikirkan dan apa yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan.
Setelah acara berakhir, Adhika berharap acara ini dapat menjadi titik temu mahasiswa lintas fakultas di UGM. Menurutnya, selama ini kegiatan kolaboratif antar fakultas umumnya hanya terjadi dalam acara berskala universitas seperti Porsenigama atau Pionir. Sementara itu, inisiatif dari mahasiswa untuk berkolaborasi lintas fakultas tergolong jarang, dan jika pun ada biasanya terbatas pada kunjungan singkat tidak berlanjut. Melalui acara ini, Adhika ingin menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi inspirasi dan menggerakkan semua pihak untuk turut melakukan kolaborasi. “Harapannya jadi wadah untuk kedepan sebagai pemantik inspirasi,” ujar Adhika.
Penulis: Vania Anggelina, Upik Maulia
Penyunting: Ananda Naufal