Reminisensi Rezim Tiran Melalui Laut Bercerita

Penulis : Marsa Ikhtira Utami

Penyunting: Sherlly Rossa

Judul Buku : Laut Bercerita

Penulis Buku : Leila Salikha Chudori

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia

Tanggal Terbit : 21 Desember 2017

Tebal Buku : 400 Halaman

ISBN : 9786024246945

Harga Buku : Rp100.000

Bagaimana jadinya apabila kisah mengenai keluarga, perjuangan, persahabatan, dan percintaan dikemas menjadi satu? Tentunya para pembaca akan mengalami fluktuasi emosi selama menikmati karya tersebut, terlebih kisah tersebut berkaitan erat dengan peristiwa sejarah yang sangat membekas pada seluruh rakyat Indonesia. Berkali-kali berada dalam jajaran best seller di berbagai toko buku Indonesia, bahkan penulisnya memperoleh SEA Write Award 2020. Laut Bercerita berhasil menunjukkan betapa memukaunya novel satu ini. Tidak diragukan bahwa genre fiksi sejarah memiliki tempat tersendiri di hati penggemarnya, realita yang disajikan oleh penulis membawa perasaan nostalgik bagi pembacanya. Melihat besarnya angka penjualan yang mencapai 88.000 eksemplar (Hayati, 2022), Laut Bercerita menunjukkan bahwa genre fiksi sejarah mulai dinikmati oleh khalayak ramai dan dapat dijadikan sebuah media pengingat bagi masyarakat mengenai peristiwa sejarah tragedi 98 yang pernah terjadi di  Indonesia. Keberhasilan penulis dalam membawa seluruh elemen kehidupan secara detail adalah kekuatan utama Laut Bercerita mampu mencuri perhatian pembaca dalam jumlah yang masif.

Leila Chudori membagi novel ini menjadi dua bagian, sudut pandang Biru Laut dan sudut pandang Asmara Jati. Bagian pertama dibuka dengan Biru Laut bersama-sama Sunu, Daniel, Alex, dan Kinan yang sedang mencari rumah tempat mereka melakukan berbagai upaya pergerakan untuk melawan rezim Orde Baru. Semangat perlawanan Biru Laut dan kawan-kawan demi mentransformasikan Indonesia yang bebas dari belenggu tirani ternyata  diwarnai dengan pelanggaran HAM dan represi aparat. Penculikan dan pembungkaman telah menjadi makanan sehari-hari Biru Laut dan kawan kawan. Meskipun demikian, mereka  tetap berdiri tegak bersama keyakinan bahwa hari yang cerah menunggu di masa depan. Hingga suatu hari, perjuangan Biru Laut terpaksa berhenti karena egoisme  rezim yang sudah lepas kendali. 

Sementara itu, pada bagian kedua, Asmara Jati, adik perempuan Biru Laut, bercerita mengenai rasa kehilangan dan kebingungan yang dialami keluarga para mahasiswa dan aktivis yang hilang bak ditelan bumi. Bahkan,  Asmara beserta kedua orang tuanya menolak premis bahwa anak sulung sekaligus kakaknya telah menjadi korban sebuah rezim otoriter. Begitu pula dengan keluarga orang hilang lainnya, Asmara menjabarkan bagaimana ia mencoba untuk hidup di tengah rasa keputusasaan yang menyelimuti setiap aspek kehidupan keluarganya. Perlahan keputusasaan mereka  berubah menjadi kekuatan. Melalui pembentukan Komisi Orang Hilang, Asmara menginisiasi  upaya penelusuran jejak para mahasiswa dan aktivis yang hilang. Tidak hanya itu, mereka juga aktif mengikuti aksi kamisan dan menjadi peserta pleno Komisi Sosial, Kebudayaan, dan Hak asasi Manusia PBB yang mendorong pembentukan Konvensi Anti Penghilangan Paksa. Hal ini mereka lakukan demi menuntut penjelasan terkait nasib orang terkasih yang menjadi korban kekejaman rezim.

Karya dengan genre fiksi sejarah kerap dirasa terlalu berat untuk dinikmati oleh masyarakat awam. Pemilihan latar, alur, dan gaya pembawaan yang kaku menjadi alasan mengapa genre ini tidak jarang dihindari oleh para pembaca.Sebaliknya, Leila Chudori berhasil membawakan genre fiksi sejarah dengan gaya yang dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Leila menggugah pembaca untuk lebih melek HAM dan mendorong partisipasi aktif dalam mengawal isu-isu HAM yang hampir tenggelam. Laut Bercerita adalah hasil dari kombinasi antara aspek perjuangan, persahabatan, dan percintaan sekelompok individu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.Semua aspek tersebut mendapatkan porsi yang pas dalam menemani perjalanan Biru Laut. Perbedaan karakter antara Biru Laut, Sunu, Daniel, Alex, dan karakter lainnya  berhasil merepresentasikan setiap elemen kehidupan manusia.Penggambaran tragedi 1998 dibawakan secara lugas dan hati-hati oleh penulis, imajinasi  pembaca diajak masuk  dalam setiap  adegan yang dilalui Biru Laut dan kawan-kawan. Tepat rasanya apabila mengatakan bahwa Laut Bercerita pantas dijadikan sebagai sebuah pengingat sejarah bagi masyarakat Indonesia. 

Apabila berbicara mengenai kelemahan novel ini, satu hal yang terlintas di benak adalah gaya maju mundur yang dipilih penulis beberapa kali menciptakan kebingungan. Tidak hanya itu, penulisan dialog antar tokoh terkesan terburu-buru untuk berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya tanpa diberikan konteks yang jelas. Maka dari itu, hal ini rentan menimbulkan kebingungan diantara pembaca pemula atau individu yang mencoba membaca genre fiksi sejarah untuk pertama kalinya.

Laut Bercerita menjadi karya apik lainnya dari Leila Chudori yang menggabungkan tragedi sejarah dan elemen kehidupan masyarakat serta disajikan dalam porsi yang pas. Pembawaan yang menghanyutkan sekaligus penuh dengan reminisensi menunjukkan bahwa penulis telah melakukan serangkaian riset mendalam sebelum memulai karya ini. Oleh sebab itu, mengapa kita sebagai pembaca merasa begitu dekat dengan kisah Biru Laut dan kawan-kawan. Laut Bercerita merupakan bukti perjalanan Indonesia menuju negara demokrasi, bagaimana perjuangan rakyat Indonesia dalam mendobrak tiran rezim Orde Baru. Laut Bercerita akan selamanya menjadi suara bagi mereka yang memiliki nasib serupa dengan Biru Laut, disaat bersamaan juga menjelma sebagai secercah cahaya bagi keluarga mengenai kejelasan nasib orang terkasih. Percayalah, Leila Chudori berusaha menyampaikan bahwa semangat perlawanan  Biru Laut dan kawan-kawan akan selalu mengalir dalam darah perjuangan melengserkan tirani.

Referensi

Hayati, I. (2022, July 13). Novel Leila Chudori, Laut Bercerita Sudah Dicetak 48 Kali dalam 5 Tahun, Penerbit: Luar Biasa. Tempo.

https://seleb.tempo.co/read/1611398/novel-leila-chudori-laut-bercerita-sudah-dicetak-48-kali-dalam-5-tahun-penerbit-luar-biasa

guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments